Menag: Jadikan Alquran Solusi Masalah
Kitab suci Alquran harus menjadi penuntun kehidupan baik secara
pribadi maupun masyarakat. Hal ini dikatakan oleh Menteri Agama
Suryadharma Ali saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXII
Tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar di Kabupaten Karawang pada
21-27 April 2012.
"MTQ kita harapkan menyegarkan dan mengingatkan kita bahwa Alquran tuntunan bagi semua baik secara pribadi maupun masyarakat," kata Menag, yang didampingi istri Hj Indah Suryadharma Ali.
Musabaqah ini diikuti 903 peserta kafilah dari 26 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Pembukaan MTQ juga dihadiri oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf, Bupati Karawang Ade Swara serta ribuan warga yang memadati Lapangan Karang Pawitan tempat pembukaan musabaqah.
Menag berharap dengan MTQ selain menghaluskan bacaan Alquran agar enak didengar, juga seyogyanya dapat menggetarkan sehingga tertanam dalam jiwa. "Jadikan Alquran sebagai solusi masalah," ucap alumni IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Menurut Menag Suryadharma Ali, MTQ adalah salah satu bentuk bagi umat Islam untuk menjaga Alquran. Alquran dijaga di dalam hati dan pikiran umat Islam, dan pada saat ini terus berkembang para hafidz dan hafidzah dengan kualitas masing-masing.
Dalam kesempatan itu Menag juga mengatakan, bahwa pemerintah memahami bahwa kita telah memiliki tradisi yang sangat bagus, yang sudah turun temurun dari buyut, kakek, orang-orang tua. Tradisi itu tidak lain adalah kegiatan mengaji usai shalat maghrib.
Namun menurut dia, kegiatan maghrib mengaji saat ini sangat berkurang, bahkan anak-anak pada waktu maghrib jarang yang mengaji apakah itu di masjid atau di mushalla maupun di rumah-rumah. "Ini sangat memprihatinan, anak-anak kita pada waktu maghrib berlomba-lomba di depan kaca televisi, melihat tayangan yang nilai pendidikannya rendah, melihat tayangan yang tidak memiliki tata bahasa yang baik seperti lu-gue, nyokap-bokap, si doi dan seterusnya," ucapnya prihatin.
Dikatakan, bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan maghrib mengaji antara lain terjadi komunikasi antara orang tua dengan anak, terjadi tranfer ilmu pengetahuan. "Mari kita seleksi apa yang sebaiknya anak kita tonton, orang tua harus menggalakkan kembali kegiatan maghrib mengaji," ajaknya.
"MTQ kita harapkan menyegarkan dan mengingatkan kita bahwa Alquran tuntunan bagi semua baik secara pribadi maupun masyarakat," kata Menag, yang didampingi istri Hj Indah Suryadharma Ali.
Musabaqah ini diikuti 903 peserta kafilah dari 26 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Pembukaan MTQ juga dihadiri oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf, Bupati Karawang Ade Swara serta ribuan warga yang memadati Lapangan Karang Pawitan tempat pembukaan musabaqah.
Menag berharap dengan MTQ selain menghaluskan bacaan Alquran agar enak didengar, juga seyogyanya dapat menggetarkan sehingga tertanam dalam jiwa. "Jadikan Alquran sebagai solusi masalah," ucap alumni IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Menurut Menag Suryadharma Ali, MTQ adalah salah satu bentuk bagi umat Islam untuk menjaga Alquran. Alquran dijaga di dalam hati dan pikiran umat Islam, dan pada saat ini terus berkembang para hafidz dan hafidzah dengan kualitas masing-masing.
Dalam kesempatan itu Menag juga mengatakan, bahwa pemerintah memahami bahwa kita telah memiliki tradisi yang sangat bagus, yang sudah turun temurun dari buyut, kakek, orang-orang tua. Tradisi itu tidak lain adalah kegiatan mengaji usai shalat maghrib.
Namun menurut dia, kegiatan maghrib mengaji saat ini sangat berkurang, bahkan anak-anak pada waktu maghrib jarang yang mengaji apakah itu di masjid atau di mushalla maupun di rumah-rumah. "Ini sangat memprihatinan, anak-anak kita pada waktu maghrib berlomba-lomba di depan kaca televisi, melihat tayangan yang nilai pendidikannya rendah, melihat tayangan yang tidak memiliki tata bahasa yang baik seperti lu-gue, nyokap-bokap, si doi dan seterusnya," ucapnya prihatin.
Dikatakan, bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan maghrib mengaji antara lain terjadi komunikasi antara orang tua dengan anak, terjadi tranfer ilmu pengetahuan. "Mari kita seleksi apa yang sebaiknya anak kita tonton, orang tua harus menggalakkan kembali kegiatan maghrib mengaji," ajaknya.
Post a Comment