GMNU Ciamis Tuntut Bubarkan GMBI
Ribuan Masa yang tergabung dalam Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Kabupaten Ciamis menggelar unjukrasa menentang aksi pemerasan yang dilakukan oleh LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) yang terjadi di Kota Tasikmalaya, Massa aksi juga mendesak agar pemerintah Kabupaten Ciamis membekukan keberadaan GMBI yang dinilai telah memunculkan keresahan di masyarakat.
Dalam aksinya mereka mengutuk tindakan GMBI yang tidak hanya melakukan pemerasan di Tasikmalaya, tetapi juga Ciamis. Disebutkan piula sejumlah instansi pemerintah telah menjadi korban pemerasan yang dilakukan oleh oknum organisasi tersebut. Hanya saja korban pemerasan tidak berani melaporkan kejadian yang dialami kepada pihak yang berwajib.
Sebelum mendatangi Kantor Bupati Ciamis mereka melakukan konsolidasi kekuatan di sekitara Taman Rafflesia. Setelah masa GMNU yang berasal dari berbagai elemen seperti IPNU, IPPNU, GP Anshor, Fatayat, PMII, Pagar Nusa dan lainnya berkumpul, selanjutnya berjalan kaki menuju Kantor Pemkab. Ciamis. Selama dalam perjalanan mereka tidak henti-hentinya menyerukan yel-yel agar GMBI dibubarkan.
Koordinator lapangan Johan J. Anwar mengatakan, pembubaran atau pembekuan GMBI merupakan keputusan final. Selain GMBI, sejumlah LSM yang berkedok penegakkan hukum dan anti korupsi serta pembelaan terhadap rakyat miskin, dalam aktivitasnya juga melakukan pemerasan. ''Kami minta tidak hanya GMBI saja tetapi juga LSM lain yang selama ini membuat keresahan masyarakat juga harus dibekukan atau dibubarkan. Apabila memang menginginkan masyarakat tidak selalu diliputi keresahan, sikap pembekuan tidak bisa ditawar,'' tuturnya.
Dalam aksinya di Pemkab Ciamis, para demosntran menuntut bertemu dengan Bupati Ciamis Engkon Komara. Selama penantian mereka terus menlakukan orasi yang salah satunya adalah memberikan toleransi waktu 2 x 24 Jam untuk mengambil keputusan membekuan atau membubarkan GMBI. Hanya saja setelah ditunggu beberapa lama, mereka tidak dapat bertemu dengan Bupati, karena sedang dinas luar kota.
Akhirnya mereka ditemui Wakil Bupati Ciamis Iing Syam Arifin, Akan tetapi hal tersebut sempat ditanggapi dingin oleh pengunjukrasa. Johan yang didampingi sejumlah aktivis lainnya bahkan sempat menolak menyerahkan tuntutan GMNU.
Saat berdialog dengan Wakil Bupati Ciamis, koordiantor aksi juga mengungkapkan beberapa instansi telah menjadi korban pemerasan oleh LSM yang mengatasnamakan kepentingan rakyat kecil. Kasus pemerasan terhadap salah satu sekolah NU di Tasikmalaya merupakan pintu terbukanya kasus pemerasan lainnya. net
Dalam aksinya mereka mengutuk tindakan GMBI yang tidak hanya melakukan pemerasan di Tasikmalaya, tetapi juga Ciamis. Disebutkan piula sejumlah instansi pemerintah telah menjadi korban pemerasan yang dilakukan oleh oknum organisasi tersebut. Hanya saja korban pemerasan tidak berani melaporkan kejadian yang dialami kepada pihak yang berwajib.
Sebelum mendatangi Kantor Bupati Ciamis mereka melakukan konsolidasi kekuatan di sekitara Taman Rafflesia. Setelah masa GMNU yang berasal dari berbagai elemen seperti IPNU, IPPNU, GP Anshor, Fatayat, PMII, Pagar Nusa dan lainnya berkumpul, selanjutnya berjalan kaki menuju Kantor Pemkab. Ciamis. Selama dalam perjalanan mereka tidak henti-hentinya menyerukan yel-yel agar GMBI dibubarkan.
Koordinator lapangan Johan J. Anwar mengatakan, pembubaran atau pembekuan GMBI merupakan keputusan final. Selain GMBI, sejumlah LSM yang berkedok penegakkan hukum dan anti korupsi serta pembelaan terhadap rakyat miskin, dalam aktivitasnya juga melakukan pemerasan. ''Kami minta tidak hanya GMBI saja tetapi juga LSM lain yang selama ini membuat keresahan masyarakat juga harus dibekukan atau dibubarkan. Apabila memang menginginkan masyarakat tidak selalu diliputi keresahan, sikap pembekuan tidak bisa ditawar,'' tuturnya.
Dalam aksinya di Pemkab Ciamis, para demosntran menuntut bertemu dengan Bupati Ciamis Engkon Komara. Selama penantian mereka terus menlakukan orasi yang salah satunya adalah memberikan toleransi waktu 2 x 24 Jam untuk mengambil keputusan membekuan atau membubarkan GMBI. Hanya saja setelah ditunggu beberapa lama, mereka tidak dapat bertemu dengan Bupati, karena sedang dinas luar kota.
Akhirnya mereka ditemui Wakil Bupati Ciamis Iing Syam Arifin, Akan tetapi hal tersebut sempat ditanggapi dingin oleh pengunjukrasa. Johan yang didampingi sejumlah aktivis lainnya bahkan sempat menolak menyerahkan tuntutan GMNU.
Saat berdialog dengan Wakil Bupati Ciamis, koordiantor aksi juga mengungkapkan beberapa instansi telah menjadi korban pemerasan oleh LSM yang mengatasnamakan kepentingan rakyat kecil. Kasus pemerasan terhadap salah satu sekolah NU di Tasikmalaya merupakan pintu terbukanya kasus pemerasan lainnya. net
Post a Comment