Header Ads

ESEK-ESEK DANA BANTUAN GEMPA DI KABUPATEN TASIKMALAYA

Kab.Tasikmalaya (14/01) cairnya dana bantuan bencana gempa dari pemerintah di Kabupaten Tasikmaya di warnai dengan fenomena unik dan licik,dimulai dari pemotongan dengan dalih kearifan lokal sampai mark-up data,yang lebih jahat lagi uang bantuan ada yang dibawa kabur ke Malaysia.
salah satu contoh di di salah satu desa di kecamatan cigalontang dan kecamatan singaparna warga serempak melakukan aksi bahkan sampai menyegel kantor desa,hal ini disebabkan karena uang bantuan memang sengaja tidak dikasihkan pada yang berhak oleh pemerintah desa.
Ada lagi yang unik, masyarakat berbondong-bondong mendatangi kantor salah sebuah desa di kecamatan Cineam, hal ini di sebabkan karena waktu pendataan kedua Fasilitator yang diutus oleh BPBN (badan penanggulangan bencana Nasional) warga tersebut masuk katagori yang mendapat bantuan, tapi ternyata yang cair data yang awal pada akhirnya karena takut emosi warga membara kepala desa pun membagi rata dana tersebut
Disamping polemik dan gejolak dari masyarakat, uang kaget tersebut ternyata masih ada yang tega meminta (grativikasi)dengan dalih keamanan, baik itu dilakukan oleh oknum penegak hukum maupun oleh oknum wartawan dan LSM
hiruk pikuk PUNGLI dari sana sisi menyebabkan beberapa kepala desa bersembunyi dan malas ngantor,bahkan Ketua Pokmas pun ikut kabur karena takut di uber oleh para oknum tadi
menurut salah satu ketua pokmas kec.cigalontang "abimah di sungken sajuta ,ku tim 7 saurnamah ti wartawan sareng kejaksaan......."ujarnya  pada Kabar Rakjat.
Setelah mengkonfirmasi salah seorang kepala Desa di kec.Cigalontang beliau menerangkan  " ini kan kearifan lokal jadi ini mah kanyaah kuwu ka rekan,tapi kuwu mah teu resep kanu sok maksa teh,kalah teu hayang mere nage....da sok aya ngku2 wartawan jeng jaksa nyungken jatah cenah.bari mentana teh badag." ujarnya sambil memberikan amplop yang isinya 40 ribu katanya uang bensin.
fenomena aneh,unik ini ternyata sudah jadi satu sistem di Kabupaten Tasikmalaya di mulai dari birokrasi tertinggi sampai terbawah bahkan aparatnya pun ikut dalam sistem esek-esek ini.
ketika masyarakat yang jelas membutuhkan merasa takut akan kesalahan ternyata ada yang tega memotongnya,apaun dalihnya pemotongan tetep pemotongan

Tidak ada komentar