Guru Ngaji Non PNS Dan Penyandang Disabilitas Dapat Santunan
Sebanyak 380 guru ngaji non-PNS mendapatkan santunan dari dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang disalurkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumedang melalui Program Sumedang Taqwa. Penyerahan dilakukan oleh Wakil Bupati Sumedang, Rabu (22/6), bersamaan dengan diserahkannya santunan untuk panti jompo, panti asuhan, panti anak disabilitas, dan SLB melalui program Sumedang Peduli. Jumlah panti sosial yang mendapatkan santunan sebanyak 25 lembaga sedangkan SLB sebanyak 29 sekolah.
Ketua Baznas Sumedang, H. Ali Badjri menyebutkan, perhatian kepada guru ngaji non-PNS masih sangat kurang, bahkan dari para orang tua yang menitipkan anaknya untuk belajar ngaji. “Biasanya orang tua menuntut kepada guru ngaji agar anak-anak mereka bisa dididik dengan baik. Namun masih sedikit yang memberikan perhatian khusus kepada kesejahteraan guru ngaji,” ucapnya.
Oleh karena itu, Baznas Sumedang dengan dana yang dikelolanya mencoba mengakomodir kebutuhan para guru ngaji tersebut walau hanya setahun sekali. “Untuk santunan guru ngaji meningkat dari tahun sebelumnya, masing-masing mendapatkan Rp 500 ribu. Sedangkan untuk panti sosial dan SLB, masing-masing mendapat Rp 1 juta. Meski jumlahnya tidak seberapa, semoga bermanfaat dan mudah-mudahan tahun depan bisa lebih meningkat,” tuturnya.
Kepala Kantor Kemenag Sumedang, H. Hasen menyatakan, penyaluran dana ZIS umat kepada para mustahik adalah bagian penting dalam menegakan syari’at Islam. “Islam mengatur umatnya untuk berbagai peran. Ada yang wajib memberi dan ada yang berhak menerima. Selain berkewajiban membersihkan diri dengan zakat fitrah, kita juga berkewajiban membersihkan harta kita dengan zakat mal (harta),” ucapnya.
Ia juga menyatakan, pihak Kementerian Agama sedang mengusahakan secara bertahap agar ada program khusus bagi peningkatan guru ngaji non-PNS. “Sampai sekarang belum ada kebijakan khusus yang menyentuh pendidikan agama non formal, dalam hal ini para guru ngaji. Sedikit demi sedikit, insyaallah kami sedang menuju ke sana. Apalagi sekarang sudah ada program Indonesia Pintar yang bisa kita manfaatkan,” ujarnya.
Wabup H. Eka Setiawan mengharapkan agar Baznas terus melakukan inovasi-inovasi untuk mendongkrak penghimpunan dana dari umat. “Jumlah yang disalurkan Baznas dari tahun ke tahun tren-nya naik. Masalahnya adalah bagaimana menyadarkan masyarakat untuk mau berbagi,” katanya.
Menanggapi permintaan adanya perhatian khusus dari Pemda Sumedang bagi para guru ngaji, Wabup berharap hal tersebut dapat diakomodir melalui APBD. “Mudah-mudahan ada intervensi dari APBD. Kita akan lihat dulu dan mendata semua guru ngaji yang ada untuk menghitungnya,” ujar Wabup.
Sebelumnya, pada Jumat (17/6), Baznas pun telah memberikan bantuan kepada 27 penderita disabilitas (orang yang memiliki keterbatasan) dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Sumedang.
Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Program Sumedang Peduli yang telah memfasilitasi pengukuran kaki dan tangan palsu untuk 27 disabilitas, bekerjasama dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Provinsi Jawa Barat.
“Bantuan ini merupakan kepedulian pihak Baznas dalam upaya mengurangi beban mereka. Sehingga, diharapkan dengan adanya bantuan ini aktifitasnya dapat semakin tinggi serta dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri,” katanya.**[Hendra]
Post a Comment