Cetak Sawah Baru Belum Maksimal
Sumedang Kota,Korsum
Komisi B DPRD Sumedang Titus Diah menyebutkan, program cetak sawah baru hingga kini masih belum maksimal dari target sekitar 3800 hektar sebagai rencana pengganti lahan produktif yang hilang oleh 2 mega proyek raksasa yakni Tol Cisumdawu dan Bendungan Waduk Jatigede.
Kata dia, Komisi B tidak menyalahkan Dinas Pertanian dengan belum tercapainya target tersebut. Sebab menurutnya, cetak sawah itu kerapkali terbentur dengan berbagai kendala. Meskipun banyak lahan namun tidak memenuhi persaratan untuk dicetak menjadi sawah baru.
Hal itu dinyatakan setelah dilakukan verifikasi oleh pusat dengan Dinas Pertanian Sumedang termasuk dari pihak Dandim yang ikut berperan dalam program cetak sawah baru itu. Namun lanjut Titus, hingga saat ini lahan baru yang dianggap layak ada sekitar 500 sekitar sehingga masih jauh dari target.
“Kendala itu salah satunya, lahan baru itu jauh dari mata air sehingga tidak masuk dalam kreteria dalam aturan cetak sawah baru itu. Sementara, survei lahan untuk cetak baru itu belum lakukan secara total, hanya baru beberapa kecamatan seperti Buahdua, Surian, Tanjungkerta, Tanjungmedar termasuk Tomo, Ujungjaya,” kata Titus diruang kerjanya, Rabu (13/7).
Masih banyak tempat yang belum disurvey, namun sampai saat ini, kegiatan program itu terus berjalan mencari lahan yang masuk kreteria sebagai lahan dinyakan layak untuk dicetak menjadi sawah baru. Hanya saja, banyak kendala dilapangan sehingga menjadi hambatan dalam perjalanan program tersebut.
Mungkin saat ini, dari lahan yang layak itu sudah lebih dari 500 hektar. Sebab belum cek kembali, berapa masuk didata yang sudah memenuhi kreteria tersebut. Bahkan Komisi B harus akui bahwa tersendat itu karena berkaitan bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri yang mungkin menjadi faktor terhambat itu.
Komisi B, katanya, terus mendorong pihak Dinas Pertanian untuk sesegera mungkin karena sekarang ini petani sedang membutuhkan lahan pertanian sebagai penghasil bahan pangan sehingga Sumedang terjamin tidak akan kekurangan pangan dalam hal inj produksi padi.
“Komisi B juga mengakui, program cetak sawah baru itu masih ada dampak seperti sawah lama kekeringan karena air yang biasa mengalir harus terbagi dengan sawah baru. Sehingga sawah lama yang tadinya bisa panen setahun dua kali, tapi semenjak ada sawah baru maka sawah lama itu hanya bisa panen hanya satu kal setahun,” ujarnya.
Disamping itu, dari mata air yang tadinya lancar menjadi berkurang debit airnya sehingga menjadi keluhan para petani. Akhirnya mereka mengusulkan membuat saluran air (irigasi) sebagai solusi dari adanya dampak program cetak sawah baru itu.
Seperti dilansir Koran ini pada edisi sebelumnya menyebutkan, Dinas Pertanian dan Perternakan Perikanan Kabupaten Sumedang mendapat alokasi 5800 hektar cetak sawah baru yang akan dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Sumedang.
“Metodenya, program tersebut akan dikerjasamakan antara Dinas Pertanian Sumedang dengan pihak Zeni TNI AD. Kegiatan itu merupakan program prioritas Dinas Pertanian Sumedang karena di Sumedang sekitar 3500 hektar lahan sawah hilang akibat tergenang proyek Waduk Jatigede dan kena lintasan jalan Tol Cisumdawu,” kata Kepala Dinas Pertanian, Yosep Suhayat, di ruang kerjanya, waktu itu, Kamis (7/1).**[yf saefudin]
Post a Comment