Kecewa, Jalan Hancur Tak Pernah Diperbaiki
Tanjungkerta. Korsum
Jalan antara Tanjungkerta hingga Buahdua tepatnya wilayah Desa Awileuga Tanjungkerta sepanjang 4 kilometer kondisinya semakin memprihatinkan. Warga kecewa kepada Pemkab dan DPRD karena setiap tahun anggaran, jalan kabupaten yang hancur itu tidak pernah ada perbaikan seolah dibiarkan semakin amburadul.
Kata warga Asep, jalan yang dibiarkan rusak itu memicu kecemburuan sosial diantara masyarakat bahkan memilai sarat nuansa politik disaat Pileg lalu. Anggota dewan terpilih diwilayah itu seakan tak ada perhatian terhadap keluhan masyarakat sehingga membiarkan jalan yang kondisinya semakin parah.
“Warga merasa dianaktirikan atas pembiaran terhadap jalan itu, meskipun kerap kali terjadi kecelakaan akibat kondisi jalan yang hancur dan berlubang. Kecemburuan warga karena jalan di desa sekitar sudah di Hotmik, tapi jalan Desa Awileuga hanya di Hotmik tanah merah oleh warga yang berusaha menutupi lubang jalan,” ujarnya, Rabu (23/7).
Kata yang sama dilontarkan Herman warga Dusun Cipeureu. Dia mengaku kecewa kepada Pemkab dan wakil rakyat (DPRD) yang tidak ada perhatian sama sekali terhadap kondisi yang semakin rusak. Padahal, mobil berplat merah tiap hari lalu lalang lewat jalan rusak, tapi aneh seolah tak punya mata dan telinga.
“Tidak ada kepedulian Pemkab, tapi malah ku tukang rongsokan sok sawer ka barudak nu ngomean jalan diteplok ku taneuh. Tapi para pejabat justru hare-haresaja, apakah tidak malu pakai kendaraan dinas dari uang rakyat. Bahkan jika telat bayar PBB saja, Pol PP kecamatan langsung nagih ke rumah,” katanya.
Sementara menurut Kadus 2, Saepudin, masih ditempat yang sama, menyebutkan, jalan kabupaten ini sudah bertahun-tahun tak pernah disentuh perbaikan, meski tiap tahun diusulkan kepada Pemda Sumedang sehingga kondisinya saat ini sangat rusak parah. Warga desa itu cemburu kepada desa lain yang jalannya sudah di Hotmix.
Senada dengan Kades Awlilega, Dasko, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/7). Pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi jalan seperti itu. Tiap tahun anggaran kata dia, berharap ada perbaikan, namun harapan itu hanya isapan jempol belaka yang nyatanya jalan itu semakin tak karuan.
“Para dewan yang terhormat juga teu ngaleret sabeulah mata, padahal warga pernah lakukan aksi menanam pohon pisang di jalan rusak berlubang sebagai bukti kekesalan dan kekecewaan kepada pemerintah yang tak pernah lakukan perbaikan terhadap jalan ini. Selaku kades sering dihujani pertanyaan warga soal kapan perbaikan jalan,” ujarnya.
Menurut staf UPT PU Tanjungkerta, Maman, di lokasi membenarkan jalan ini sudah lama kondisinya rusak parah, bahkan sejak Pilkada lalu jalan ini tak pernah ada perbaikan meski pihak sudah beberapa kali diusulkan kepada Pemda, namun belum realisasinya.
Bahkan dirinya selaku pegawai PU sudah merasa malu kepada masyarakat Desa Awilega. Pasalnya, masyarakat itu sering mempertanyakan soal perbaikan jalan. Bahkan untuk tahun depan (2018) perbaikan jalan belum jelas, terlebih akan menghadapi musim hujan dipastikan kondisi jalan semakin memprihatinkan.
“Bahkan ada beberapa tebing diruas jalan itu yang kondisinya rawan longsor sehingga perlu ada TPT, termasuk ruas jalan yang perlu dinaikan tingginya sehingga titik ruas jalan itu tidak tergenang air jika hujan terus mengguyur,” katanya.**[indang]
Post a Comment