Perawatan Luka Modern Minimalisir Penggunaan Antibiotika dan Antiseptic
Kota, Korsum
Perawatan Luka adalah suatu teknik aseptik yang bertujuan membersihkan luka dari kotoran untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Perawatan luka dengan metode modern adalah penyembuhan luka dengan cara memperhatikan kelembaban luka (moist wound healing) dengan menggunakan tehnik okulsif dan tertutup. Perawatan Luka Modern lebih menekankan pada proses penyembuhan luka.
Namun Dahlan Indrayana mengatakan, kendala dalam perawatan luka adalah adanya anggapan material perawatan luka modern tidak cocok untuk masyarakat Indonesia.
“Karena itu, praktisi pemerhati perawatan luka perlu memahami tentang perawatan luka dengan metode konvensional dan mengetahui keuntungan atau kerugian perawatan luka dengan menggunakan metode modern dressing,” katanya, Jumat (26/8).
Dahlan menyebutkan, prinsip umum perawatan luka modern diantaranya meminimalisir penggunaan antibiotika atau antiseptic, maka cara yang terbaik untuk membersihkannya adalah menggunakan cairan fisiologis seperti normal saline (NaCl 0.9%), menggunakan tehnik irigasi/water pressure untuk luka yang sangat kotor, dan menggunakan air mengalir atau menggunakan shower bertekanan rendah untuk membersihkan luka di rumah apabila tidak ada cairan NaCl.
Bila menggunakan pembalut luka, terang Dahlan, maka balutan harus dalam kondisi lembab agar efektif untuk penyembuhan luka sehingga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan zat-zat udara lainya.
“Sebab, kondisi lembab sangat baik bagi sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimum. Pada dasarnya, sel dapat hidup dilingkungan yang lembab atau basah, kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel ini merupakan sel mati, terangnya.
Penyembuhan dengan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang baru dan jarang diaplikasikan di masyarakat karena masyarakat banyak yang berpendapat lingkungan lembab akan menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit. Namun pernyataan ini tidak disertai dengan kenyataan bahwa tubuh kita mempunyai sistem imun yang efisien.
Segala jenis luka dengan berbagai tingkat keseterilannya memang merupakan bentuk kolonisasi bakteri. Tetapi koloni bakteri tersebut selama masih dalam jumlah yang wajar tidak menimbulkan risiko infeksi.
“Masalah akan timbul jika bakteri tersebut mulai melipatgandakan koloninya. Tapi jika tubuh kita dalam koloni yang normal, maka antibody dalam tubuh akan dapat mencegah bakteri untuk tidak bermitosis,” jelas Dahlan.
Dengan menggunakan balutan yang lembab, pasien biasanya jarang/kurang mengeluh rasa nyeri atau sakit. Balutan lembab akan menjaga saraf dari lingkungan luar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. “Jika dengan balutan yang kerinng, dikhawatirkan saraf akan mudah mengalami risiko kerusakan selama berproliferasi,” ujarnya.
Metode perawatan luka modern bisa dilakukan 3-5 hari sekali tergantung jenis luka dan kotornya balutan. “Pasien merasa nyaman, perbaikan luka lebih cepat, tidak bau dan biaya perawatan lebih rendah,” ujarnya lagi.
Dahlan menyebutkan, kelebihan perawatan luka modern yakni mengurangi biaya pada pasien, mengefektifkan jam perawatan perawat di Rumah Sakit, bisa mempertahankan kelembaban luka lebih lama (5-7hari), mendukung penyembuhan luka, menyerap eksudat dengan baik, dan tidak menimbulkan nyeri pada saat ganti balutan.
“Kekurangan dalam perawatan luka modern dengan balutan modern: yaitu hanya apotik-apotik tertentu saja yang menyediakan modern dressing,” pungkasnya.**[Dady]
Post a Comment