Diduga Ada Penyelewengan, Kepsek SD Cilumping Ngacir
Buahdua, Korsum
Karena adanya dugaan melakukan penyelewengan terhadap dana sekolah, Kepsek SD Cilumping Desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua langsung ngacir alias kabur ketika didatangi Kasubag UPT dan wartawan termasuk para guru SD itu. Kemungkinan kepsek itu takut ketahuan adanya penyimpangan dana sekolah itu.
Pasalnya, SDN itu mendapat dana pembangunan sekolah dari pusat (APBN) sebesar Rp 158 juta untuk membangun 2 RKB (Ruang Kelas Baru) dengan biaya masing-masing ruang Rp 79 juta. Namun nyatanya, SD itu tidak membangun (RKB) malah merenovasi bangunan sekolah.
“Bahkan tembok, kayu kusen dan genting tidak diganti baru, tapi hanya dicat, sehingga bangunan sekolah tampak baru. Namun akibat ketidaktransparanan Kepsek, membuat semua pihak termasuk para guru curiga adanya tindakan korupsi terhadap anggaran itu,” ungkap warga setempat yang enggan disebut namanya, Senin (4/9).
Dikatakan, perbuatan tak terpuji dilakukan Kepsek SD itu saat didatangi Kasubag UPT, media massa dan para guru. Rencana akan mempertanyakan soal pembangunan SD itu, malah Kepsek langsung kabur seolah enggan menghadapi pernyataan terkait anggaran yang telah didapat untuk membangun SD.
Ketidaktransparan itu, lanjutnya, di lokasi pekerjaan tidak terdapat papan proyek, tidak ada RAB dan gambar seolah disembunyikan. Sementara Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dan bendahara ditunjuk sendiri tanpa musyawarah, tapi keduanya tidak difungsikan, sehingga keuangan ditangani sendiri oleh kepsek.
Hal itu diakui Cece Sutarya, Ketua TPK, bahwa dirinya ditunjuk sebagai kepengurusan pembangunan SD, tapi ditulis tonggong oleh kepsek tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan, setelah ditulis tonggong itu, dirinya sama sekali dan tidak dilibat dan diberdayakan dalam proses pembangunan SD.
“Para guru dan Kasubag UPT datang ke SD ini dari jam 8 pagi hingga jam 11 siang. Tapi Kepsek malah kabur terbirit-birit lari hingga warga sekitar merasa aneh, bahkan kantongnya ditinggal di ruang kerjanya, sebenarnya ada apa?. Kepsek itu jarang ngantor, paling dua jam dan setelah itu langsung pergi tanpa alasan,” ujarnya.
Menurut Dewan Guru didamping Lalan Herlianto Kasubag UPT Buahdua, segala keuangan ditangani kepsek sendiri. Bahkan kepsek itu pernah tidak membagikan uang PIP (Pelajar Indonesia Pintar) termasuk uang tabungan siswa saat kenaikan kelas.
“Uang PIP tahun 2016-2017, SD ini seharusnya didapat untuk 7 siswa, tapi hanya diberikan 3 siswa sehingga kami berharap Dinas Pendidikan bertindak tegas terhadap perilaku kepsek SD ini,” tandasnya.
Kepsek SD Cilumping, Neni Suyatmi, kepada koran ini, Senin (4/9), sempat mengakui mendapat kucuran dana pusat Rp 158 juta untuk renovasi 2 ruang kelas dengan masing-masing Rp 79 juta. Namun kata dia, tidak melibatkan Dinas Pendidikan maupun UPT Buahdua, tapi langsung melalui SMK I Pembangunan Sumedang selaku Konsultan.
“Jika ada wartawan konfirmasi soal anggaran renovasi SD ini, agar menghubungi SMKN I Sumedang. Betul kami telah menerima uang termin pertama sebesar Rp 90 juta yang pencairannya bersama bendahara proyek Endah Jubaedah, tapi renovasi ini diborongkan ke CV. Dua Putri sebesar Rp 25 juta,” tuturnya.
Hal itu diakui Entis pelaksana CV, Dua Putri saat ditemui di rumahnya bahwa, renovasi SD itu diborongkan kepada pihaknya. Namun meskipun renovasi SD sudah selesai, tapi masih menunggak pembayaran bahan material, sehingga revonasi sekolah itu masih menyisakan utang piutang.**[yf/indang]
Post a Comment