Kades Conggeang Kulon Dituntut Lengser
Conggeang, Korsum
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) akan memanggil Kepala Desa Conggeang Kulon, LS, lantaran dilaporkan warganya karena diduga melakukan perbuatan asusila. Kades LS digrebeg warganya saat berada di rumah seorang wanita.
"Kami sudah dengar informasinya, laporan juga secara lisan. Kami akan memanggil kepala desa tersebut," ungkap Kabid Pemerintahan Desa, Nuryadin, Rabu (27/9), di kantornya.
Dikatakan Nuryadin, laporan atas kejadian ini bukan yang pertama kali. Tapi sudah yang kedua kalinya. Saat kejadian pertama, kades tersebut juga digrebeg oleh warga, namun sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Akan tetapi, kata dia, kali ini warga sudah tidak tahan dan menginginkan kades LS dilengserkan. "Warga menilai Kades LS tidak menghargai hasil musyawarah sebelumnya dan pernyataan yang telah dibuatnya dianggap tidak ada," terang Nuryadin.
Menurutnya, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kecamatan Conggeang untuk melakukan penyelesaian masalah ini. Sebab, bagaimanapun kepala desa mempunyai Pembina di daerah, yakni camat setempat. Setelah dilakukan konsolidasi dengan camat, barulah diambil keputusan seperti apa tindakan selanjunya. "Jadi saat ini, camatnya dulu yang turun ke lapangan," tuturnya.
Lebih lanjut, Nuryadin mengatakan, semuanya tergantung kepada masyarakat Desa Conggeang Kulon sendiri. Apakah masih memberikan toleransi atau tidak. Dan, jikalau dilakukan pelengseran, lakukan menurut mekanisme yang ada, yakni melalui Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kembali lagi ke masyarakat, apakah menerima atau tidak," tukasnya.
Sebelumnya, sebanyak kurang lebih 50 orang warga Desa Conggeang Kulon mendatangi Kantor Kecamatan Conggeang, Senin (25/9). Perwakilan warga dari tiga dusun itu menyampaikan aspirasi terkait kepala desa mereka.
Warga menuntut Kepala Desa Conggeang Kulon LS 'lengser' dari jabatannya. Pasalnya, warga sudah merasa kecewa dengan tingkah laku dari kepada desa tersebut. Seperti disampaikan Ketua BPD Conggeang Kulon H Udju Mahfudin.
"Intinya dari aspirasi warga adalah menuntut kepala desa turun dari jabatannya. Mereka sudah tidak mau dipimpin oleh Kepala Desa Conggeang Kulon sekarang dan warga juga sudah tidak percaya lagi. Pasalnya, Kades suka 'Mawa Karep Sorangan' (suka maunya sendiri-red)," ujar Udju , Senin (25/9).
Kata Udju, sebenarnya demo yang dilakukan warga tadi merupakan dampak dari kelakuan Kepala Desa Conggeang Kulon beberapa waktu lalu. Saat itu, kata dia, kepala desa diketahui berada di rumah seorang wanita yang bersuami.
Dan, kata dia, saat ini kejadian itu diulang kembali untuk kedua kalinya pada Jumat (22/9) malam. Sebutnya, beberapa warga memergoki kepala desa berada di rumah wanita yang sama. Sementara, Kepala desa beralasan bertamu untuk menjenguk orang tua wanita itu.
Seharusnya, sambung Udju, kalaupun bertamu bisa dilakukan di siang hari agar tidak menimbulkan kecurigaan warga sekitar. "Namun hal bodoh itu dilakukan lagi, kepala desa seharusnya jera dengan kejadian beberapa waktu lalu. Kalau begini tidak ada jeranya bahkan bertambah dan seakan akan menantang warga. Hingga, warga berjanji akan mengawal sampai aspirasinya terkabulkan," tandasnya.
Pada kejadian pertama beberapa waktu lalu, menurut Udju, selaku BPD dirinya telah melaksanakan tugas sesuai prosedur. BPD Desa Conggeang Kulon telah menyampaikan aspirasi warga ke tingkat kabupaten. Baik di Pemkab Sumedang ataupun ke DPRD Sumedang.
"Bola panas itu sudah disampaikan ke tingkat kabupaten. Namun, sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya hingga kejadian kedua kali terulang," jelasnya.
Diakui Udju, demo yang dilakukan warga bersifat dadakan dan spontan. Sebutnya, dirinya tidak mengetahui warga akan berdemo karena saat itu sedang berada di luar rumah.
"Tapi, seorang warga memberitahu saya sehingga saya mendampingi warga untuk menyampaikan aspirasinya. Sebab, itu merupakan salah satu tugas dari BPD," ujar Udju.
Udju berharap agar Kepala Desa Conggeang Kulon mawas diri. Kepala desa diharapkan mengundurkan diri dengan kesadaran sendiri.**[Hendra/Rif]
Post a Comment