DI kawasan Priangan Timur,hujan abu vulkanik yang kemarin turun lebih lebat dibanding sehari sebelumnya mulai mengganggu aktivitas warga.
Turunnya hujan abu yang tak berhenti sejak pagi hingga sore membuat cuaca Ciamis terasa mendung. Di Kecamatan Cijeungjing,Kabupaten Ciamis, lebatnya hujan abu Merapi membuat sebuah truk Isuzu nopol FB 8009 CH terperosok ke selokan di tepi Jalan Raya Ciamis- Banjar, setelah sebelumnya tergelincir. Ini terjadi lantaran jarak pandang pengemudi terganggu kepulan abu.Peristiwa ini berlangusng sekitar pukul 06.00 WIB saat kendaraan melaju dari arah Kota Banjar (timur) menuju Kabupaten Ciamis (barat). ”Truk tiba-tiba berhadapan dengan sebuah sepeda motor yang menyalip kendaraan lain. Karena merasa masih berada di atas aspal, sopir truk sedikit membanting setir ke kiri.Ternyata posisi kendaraan sudah di tepi sehingga tergelincir dan terperosok,”ucap Herman, 36, saksi mata, warga Handapherang, Kecamatan Cijeungjing. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ciamis Zaenal Abidin mengakui hujan abu yang lebih pekat membuat jarak pandang pengemudi agak terganggu.”Di lokasi padat aktivitas,kepulan abu jadi lebih tebal karena tertiup setiap kendaraan melintas,”tandas Zaenal. Di Pangandaran,hujan abu Merapi yang turun dua hari terakhir membuat pantai kawasan wisata itu sangat sepi. ”Biasanya, sekalipun bukan hari libur, pasti ada beberapa wisatawan yang beraktivitas di pantai. Sekarang mereka lebih banyak memilih berdiam di hotel,” ucap Andi Sose, 35, seorang warga Pangandaran. Sama seperti di Kota Bandung, berbagai toko obat dan apotek di Ciamis mulai kewalahan meladeni permintaan masker. ”Setiap pembeli hanya dijatah boleh membeli dua masker supaya merata,” kata Sarkowi,33,pemilik Apotek Subur di Jalan Jenderal Soedirman,Ciamis. Hal serupa juga dilakukan pengelola sejumlah apotek lain seperti Apotek Rahayu dan Apotek Sehat. ”Di sini, setiap pembeli dibatasi maksimal10masker,”ucapDede,28, seorang penjaga apotek di Jalan Ahmad Yani. Bupati Ciamis Engkon Komara menjamin pihaknya akan membagikan masker gratis kepada masyarakat dengan memanfaatkan anggaran dana tidak tersangka (DTT). ”Menurut saya,dampak hujan abu Merapi di Ciamis perlu diantisipasi secara dini karena sangat membahayakan kesehatan. Kami sedang menghitung alokasi dana bencana yang bisa digunakan membeli masker,” kata Engkon.Anak-anak dan masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan merupakan prioritas pembagian masker gratis. Di Garut selatan,hujan abu masih berlangsung hingga pukul 18.00 WIB kemarin. ”Mata saya perih. Rambut saya putih-putih karena abu tebal.Pakaian juga sama,”kata Lukman Nurhakim,30,warga Kampung Mancagahar RT 01 RW 06, Desa Mancagahar,Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Cikelet. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dr Hendi Budiman mengaku belum mendapat laporan ada warga yang terkena infeksi akibat hujan abu ini. Sementara itu,Dinas Kesehatan Pemkot Tasikmalaya meminta tambahan 200.000 masker kepada Pemprov Jabar menyusul hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi yang semakin tebal.Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Nana Rosadi mengatakan, masker sangat penting digunakan agar masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan. ”Masyarakat dapat mengambil masker gratis ini di Puskesmas terdekat mulai besok (hari ini). Kami dibantu kepolisian dan Dinas Sosial juga akan membagikan di jalan- jalan,”terang Nana. Sejumlah penjual masker dadakan tampak menjajakan masker kepada para pejalan kaki di kawasan pusat Kota Tasikmalaya.Masker kertas dijual Rp2.000 per lembar. Di Kabupaten Bandung, Dinas Kesehatan setempat mengimbau masyarakat menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dan masker atau sapu tangan untuk melindungi saluran pernapasan dari dampak abu letusan Merapi.Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Akhmad Kustijadi, pihaknya menyiapkan ribuan masker gratis untuk masyarakat,tapi diprioritaskan untuk mereka yang tinggal di Kecamatan Pangalengan dan Kertasari.” Yang hujan abu vulkaniknya cukup tebal,”kata Kustijadi. Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf meminta masyarakat Jabar tidak panik dengan fenomena hujan abu vulkanik dampak letusan dahsyat Gunung Merapi. ”Tapi kita tetap harus waspada,” tegas Dede seusai memimpin rapat penanggulangan bencana di Gedung Sate,sore kemarin. Kepala Bidang Pengamanan dan Pengamatan Penyelidikan Gunung Api Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) M Hendrasto menyatakan, hujan abu vulkanik di Jabar relatif tipis. Abu Merapi ini turun di sebagian wilayah Jabar akibat semburan vertikal Merapi yang mencapai 4 kilometer plus tinggi gunung menjadi 7 kilometer. ”Di udara, abu terus bergeser hingga memasuki wilayah Jabar,”jelasnya. Dia mengimbau masyarakat jangan berlama-lama berada di tempat terbuka pada kondisi saat ini terlebih bagi anak-anak.”Kalau keluar, pakai sapu tangan basah atau masker,”ujar Hendrasto. Kepala Dinas Kesehatan Jabar Alma Lucyati menjelaskan, abu vulkanik cukup berbahaya bila masuk ke dalam saluran pernapasan. Rambut-rambut silia pada saluran pernapasan yang ”bertugas” menyapu pada lubang hidung tidak bisa menyaring maksimal. ”Setiap debu yang masuk ke dalam paru-paru kita memang berbahaya apalagi debu vulkanik dari Merapi. Jadi sementara ini, jangan lama-lama berada di ruang terbuka,”tegasnya. (ujang marmuksinudin/ fani ferdiansyah/nanang kuswara/iwa ahmad sugriwa) |
Post a Comment