KETIKA PEMERINTAH MENYULAP CENTURI MENJADI ABU
Jika kita amatin, isu teroris yang begulir di Republik ini persis menonton Hary Potter atau sinetron Cinta Fitri yang sempat mengundang banyak pemirsa. Bayangkan saja, setiap ada isu yang memojokkan pemerintah selalu ditutupi isu teroris. Seakan-akan pemerintah bekerja menjaga rakyatnya dari serangan teroris.
Kalau kita inventarisir, memang faktanya isu teror yang disertai penggerebegan, penangkapan bahkan sampai pembunuhan teroris oleh Densus 88, selalu berbarengan dengan kasus besar yang melibatkan pemerintah.
Contohnya saja Century, atau kasus yang justru terjadi di tubuh kepolisian. Pada bulan September 2009, misalnya, ketika terjadi kriminalisasi KPK dengan ditangkapnya Bibit-Chandra disusul dibukanya rekaman makelar kasus di tubuh Polri oleh MK, tim densus 88 menembak mati Nordin M Top.
Pada Maret 2010, ketika DPR sedang giat-giatnya membongkar skandal Century yang menyeret Wapres Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, lagi-lagi Polisi menembak mati Dulmatin di Pamulang dan menyergap sejumlah teroris di Aceh.
Ketika Susno Duadji membongkar kasus Mafia Pajak Gayus HP Tambunan yang diduga melibatkan petinggi Polri, tim Densus 88 melanjutkan penyergapan teroris di Aceh.
Saat Susno Duadji ditangkap dan ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Polisi mengadakan penggrebekan dan pembunuhan di Cawang, Cikampek dan Sukohardjo.
Terakhir ketika ledakan gas terjadi di mana-mana, tarif dasar listrik (TDL) naik, sejumlah rekening gendut milik perwira Polri terbongkar, tim Densus 88 menangkap Ustadz Abu Bakar Baasyir yang baru selesai mengajar di Tasikmalaya secara brutal tanpa memandang HAM.
Mulai dari Abu Merapi yang katanya pemerintah menjanjikan rakyatnya diberi sapi yang terpanggang abu Merapi. Sapi tak diganti, yang tinggal hanyalah janji. Malah hari ini kita disibukkan dengan penangkapan Abu Tholut. Tak bisa dipungkiri, kita patut salut dengan kinerja Polisi begitu cekat dan cepat menangkap teroris mulai dari abu A sampai abu B. Walaupun masih banyak lagi abu-abu yang mau ditangkap. Konon, hanya polisi saja yang tahu daftar nama-nama abu yang sempat dipertanyakan orang Senayan.
Pertanyaannya, apakah pemerintah saat ini lagi kalut? Mencari celah untuk menutupi kasus demi kasus di mana rakyatnya selalu menagih dan mengusut. Jangan-jangan ini hanya alat untuk menutupi skandal Century menjadi abu. Sehingga kasus ini sejajar dengan abu-abu yang lainny
Kalau kita inventarisir, memang faktanya isu teror yang disertai penggerebegan, penangkapan bahkan sampai pembunuhan teroris oleh Densus 88, selalu berbarengan dengan kasus besar yang melibatkan pemerintah.
Contohnya saja Century, atau kasus yang justru terjadi di tubuh kepolisian. Pada bulan September 2009, misalnya, ketika terjadi kriminalisasi KPK dengan ditangkapnya Bibit-Chandra disusul dibukanya rekaman makelar kasus di tubuh Polri oleh MK, tim densus 88 menembak mati Nordin M Top.
Pada Maret 2010, ketika DPR sedang giat-giatnya membongkar skandal Century yang menyeret Wapres Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, lagi-lagi Polisi menembak mati Dulmatin di Pamulang dan menyergap sejumlah teroris di Aceh.
Ketika Susno Duadji membongkar kasus Mafia Pajak Gayus HP Tambunan yang diduga melibatkan petinggi Polri, tim Densus 88 melanjutkan penyergapan teroris di Aceh.
Saat Susno Duadji ditangkap dan ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Polisi mengadakan penggrebekan dan pembunuhan di Cawang, Cikampek dan Sukohardjo.
Terakhir ketika ledakan gas terjadi di mana-mana, tarif dasar listrik (TDL) naik, sejumlah rekening gendut milik perwira Polri terbongkar, tim Densus 88 menangkap Ustadz Abu Bakar Baasyir yang baru selesai mengajar di Tasikmalaya secara brutal tanpa memandang HAM.
Mulai dari Abu Merapi yang katanya pemerintah menjanjikan rakyatnya diberi sapi yang terpanggang abu Merapi. Sapi tak diganti, yang tinggal hanyalah janji. Malah hari ini kita disibukkan dengan penangkapan Abu Tholut. Tak bisa dipungkiri, kita patut salut dengan kinerja Polisi begitu cekat dan cepat menangkap teroris mulai dari abu A sampai abu B. Walaupun masih banyak lagi abu-abu yang mau ditangkap. Konon, hanya polisi saja yang tahu daftar nama-nama abu yang sempat dipertanyakan orang Senayan.
Pertanyaannya, apakah pemerintah saat ini lagi kalut? Mencari celah untuk menutupi kasus demi kasus di mana rakyatnya selalu menagih dan mengusut. Jangan-jangan ini hanya alat untuk menutupi skandal Century menjadi abu. Sehingga kasus ini sejajar dengan abu-abu yang lainny
Post a Comment