MENTRI AGAMA HIMBAU AHMADI BUBAR
Pemerintah pusat masih mengkaji tindakan yang akan diberlakukan terhadap aliran Ahmadiyah usai terjadinya bentrokan berdarah di Cikeusik, Banten awal Februari lalu. Kini pemerintah tengah mendengar semua pandangan.
Hal itu dikemukakan Menteri Agama RI Suryadharma Ali usai meresmikan Masjid Agung Baitturahman di Kompleks Pemerintah Daerah Kab Tasikmalaya, Jln. Bojong Koneng, Kec. Singaparna, Senin (28/2). Menurut dia, pemerintah menerima banyak pandangan.
"Ada pandangan bahwa Ahmadiyah harus dibubarkan, dibiarkan, kalau dibubarkan sama dengan pelanggaran hak asasi, kalau dibubarkan melanggar kebebasan beragama. Semua pandangan itu dikumpulkan, dipertimbangkan, pada saat nanti akan ada keputusannya," katanya.
Namun terkait dengan kapan keputusan itu akan segera turun, Suryadharma belum bisa memastikannya. Alhasil, mengenai tindaklanjut penanganan Ahmadiyah hingga saat ini seperti mengambang. "Keputusannya nanti, kan ini tidak hanya di kementerian agama saja tapi kaitan dengan instansi-instansi yang lain," ucapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Suryadharma Ali secara tidak langsung mengarah bahwa Ahmadiyah harus dibubarkan. Menurut dia, Ahmadiyah ingkar janji akan segera mengikuti aliran Islam. Selain itu mereka tetap mengeksklusifkan diri dengan masih membersihkan bekas salat jemaah yang bukan Ahmadiyah. "Merekapun telah merubah 289 ayat Al-Quran," ujarnya.
Menurut dia, agama Islam adalah yang mengakui nabi terakhirnya yaitu Nabi Muhammad SAW. "Yang saya jelaskan tadi adalah alasan kenapa Islam menolak Ahmadiyah. Jangan lihat sisi kebebasannya, tetapi dari sisi Islamnya juga. Banyak pihak yang sudah memberikan masukan agar Ahmadiyah ini dibubarkan," ucapnya.
Namun, lanjut dia, hal tersebut jangan dilakukan dengan kekerasan. Apabila warga menemukan pergerakan mereka yang meresahkan, diharapkan langsung melaporkan pada aparat berwajib. Masyarakat jangan ikut turun tangan mengatasinya. "Kita tidak usah ikut-ikutan. Biar polisi yang menanganinya. Masyarakat berusaha untuk meluruskan yang tersesat saja," katanya.
Lebih jauh, Suryadharma menuturkan, adanya aliran yang dinilai sesat tersebut dikarenakan kosongnya dakwah di kalangan masyarakat. Buktinya aliran sesat semakin meluas.
Dengan demikian ia menghimbau para pemuka agama untuk menggiatkan kembali dakwah sehingga masyarakat tidak disusupi paham yang sesat. "Paham sesat itu meresahkan masyararakat dan membuat tidak kondusif di masyarakat," ucapnya.
Pada akhirnya memicu respon yang tidak diinginkan seperti yang telah terjadi. Namun ia menegaskan, umat Islam jangan terpengaruh untuk melakukan tindakan kekerasan. Semakin kekerasan tersebut dilakukan maka akan timbulkan kerugian.
Hal itu dikemukakan Menteri Agama RI Suryadharma Ali usai meresmikan Masjid Agung Baitturahman di Kompleks Pemerintah Daerah Kab Tasikmalaya, Jln. Bojong Koneng, Kec. Singaparna, Senin (28/2). Menurut dia, pemerintah menerima banyak pandangan.
"Ada pandangan bahwa Ahmadiyah harus dibubarkan, dibiarkan, kalau dibubarkan sama dengan pelanggaran hak asasi, kalau dibubarkan melanggar kebebasan beragama. Semua pandangan itu dikumpulkan, dipertimbangkan, pada saat nanti akan ada keputusannya," katanya.
Namun terkait dengan kapan keputusan itu akan segera turun, Suryadharma belum bisa memastikannya. Alhasil, mengenai tindaklanjut penanganan Ahmadiyah hingga saat ini seperti mengambang. "Keputusannya nanti, kan ini tidak hanya di kementerian agama saja tapi kaitan dengan instansi-instansi yang lain," ucapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Suryadharma Ali secara tidak langsung mengarah bahwa Ahmadiyah harus dibubarkan. Menurut dia, Ahmadiyah ingkar janji akan segera mengikuti aliran Islam. Selain itu mereka tetap mengeksklusifkan diri dengan masih membersihkan bekas salat jemaah yang bukan Ahmadiyah. "Merekapun telah merubah 289 ayat Al-Quran," ujarnya.
Menurut dia, agama Islam adalah yang mengakui nabi terakhirnya yaitu Nabi Muhammad SAW. "Yang saya jelaskan tadi adalah alasan kenapa Islam menolak Ahmadiyah. Jangan lihat sisi kebebasannya, tetapi dari sisi Islamnya juga. Banyak pihak yang sudah memberikan masukan agar Ahmadiyah ini dibubarkan," ucapnya.
Namun, lanjut dia, hal tersebut jangan dilakukan dengan kekerasan. Apabila warga menemukan pergerakan mereka yang meresahkan, diharapkan langsung melaporkan pada aparat berwajib. Masyarakat jangan ikut turun tangan mengatasinya. "Kita tidak usah ikut-ikutan. Biar polisi yang menanganinya. Masyarakat berusaha untuk meluruskan yang tersesat saja," katanya.
Lebih jauh, Suryadharma menuturkan, adanya aliran yang dinilai sesat tersebut dikarenakan kosongnya dakwah di kalangan masyarakat. Buktinya aliran sesat semakin meluas.
Dengan demikian ia menghimbau para pemuka agama untuk menggiatkan kembali dakwah sehingga masyarakat tidak disusupi paham yang sesat. "Paham sesat itu meresahkan masyararakat dan membuat tidak kondusif di masyarakat," ucapnya.
Pada akhirnya memicu respon yang tidak diinginkan seperti yang telah terjadi. Namun ia menegaskan, umat Islam jangan terpengaruh untuk melakukan tindakan kekerasan. Semakin kekerasan tersebut dilakukan maka akan timbulkan kerugian.
Post a Comment