Header Ads

KARENA LONGSOR JALUR TASIK-GARUT LUMPUH

TASIKMALAYA – Tebing setinggi 30 meter serta panjang 15 meter di Kampung Cidano, Desa Kutawaringin,Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kemarin longsor.


Peristiwa tersebut sempat membuat lumpuh arus lalu lintas dari Tasikmalaya menuju Garut dan sebaliknya lumpuh total. Bahkan, enam rumah warga yang berada di bawahnya terancam hingga mereka terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya. Tatang, 41, salah seorang warga,mengatakan bahwa longsor terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah itu.Tebing di sepanjang jalur Salawu menuju Garut dan sebaliknya ini memang rawan longsor,apalagi saat musim hujan datang.

”Suara bergemuruh longsor cukup mengejutkan, hingga sebagian warga keluar rumah karena khawatir longsoran tanah akan mengenai rumah mereka,”kataTatang. Material tanah dari longsoran tebing meluber menutupi hampir seluruh badan jalan dengan ketebalan mencapai 0,5 meter sepanjang kurang lebih 10 meter.Tanah tersebut terus terbawa arus air bah dan menutupi teras rumah warga yang tepat berada di bawahnya.

”Arus lalu lintas sempat tak bergerak. Kami juga khawatir jika longsor susulan terjadi akan berdampak buruk bagi kami. Apalagi, rumah saya posisinya 10 meter dari atas tebing,”ungkap Usep,39,warga setempat. Sementara itu,warga setempat bergotong royong menyingkirkan material tanah agar jalan tersebut dilalui. Pengerukan tanah menggunakan alat berat beko dan lima truk dari Dinas Provinsi Jabar. ”Kemacetan sempat terjadi hingga beberapa jam dari kedua arah,”katanya.

Anwar, 40, sopir truk pengangkut sayuran yang setiap hari bolak-balik Tasikmalaya– Garut, menyebutkan bahwa jalur Salawu memang rawan longsor, apalagi saat musim hujan datang. ”Saya biasanya berangkat ke Garut subuh dan pulangnya siang, tapi kali ini terlalu sore pulangnya sehingga terjebak macet akibat longsor. Khawatirnya sayuran yang bawa membusuk dan tidak laku dijual,”ujar Anwar. Tanah longsor juga terjadi di jalan alternatif yang menghubungkan Kecamatan Candimulyo dan Mertoyudan,Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/11) pukul 23.00 WIB.

Akibatnya jalan terputus, sehingga warga terpaksa membuat jalan darurat melingkar di sekitar lokasi untuk dijadikan akses dari kedua kecamatan itu.”Longsoran menutup aliran Sungai Ares yang bermuara bermuara ke Sungai Elo,” kata Kepala Dusun Kedung Dowo, Suroto. Menurutnya, longsor pertama terjadi pada pukul 22.00 WIB, kemudian warga mencoba memotong sejumlah pohon bambu yang roboh ke tengah jalan.

”Kemudian sekitar pukul 23.00 WIB, longsor bertambah lebar dan menggerus jalan penghubung dua kecamatan ini,”ujarnya. Dia mengatakan, saat terjadi longsor tidak ada warga yang melintas, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Kini warga memasang pagar pembatas dari potongan bambu di kedua ujung jalan. Warga Dusun Salakan,Desa Mertoyudan, Supriyono mengatakan jalan alternatif tersebut setiap hari cukup ramai dilalui warga yang ingin melakukan aktivitas perekonomian di pasar Kota Magelang.

”Setelah putus tidak ada warga yang lewat lagi,sebab di sekitar tebing banyak retakan,sehingga khawatir terjadi longsor susulan,”ucapnya.

Tidak ada komentar