Header Ads

PEMKOT TASIK TIDAK PEDULI MASYARAKATNYA SAKIT



TASIKMALAYA,.- Seorang anak usia 12 tahun di Kota Tasikmalaya mengalami lumpuh layuh. Ironisnya selama bertahun-tahun tidak pernah tersentuh perhatian dari pemerintah setempat. Padahal kedua orang tuanya telah berupaya membawa anaknya berobat kepada tiga dokter, namun karena keterbatasan biaya, akhirnya uapaya penyembuhan tidak bisa dilanjutkan.
Toni (12) asal Kampung Cilampahan Kelurahan/Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya hanya bisa pasrah duduk lemah. Kenyataan itu diterimanya setelah mengalami lumpuh layuh, ketika masih berumur delapan bulan. Kini kedua kakinya lemah akibat tulang pahanya patah. Begitu pun tangan kanannya tidak bisa bergerak akibat tulang lengan atasnya patah pula, hanya tangan kiri yang bisa dipakai untuk aktivitas sehari-hari.
Namun demikian, meski kondisinya dalam keadaan lumpuh, anak pasangan Herman (38) dan Ny. Endah (37) itu sudah bisa membaca dan pandai menulis. Padahal anak pertama dari tiga bersaudara itu tidak pernah mengeyam dunia pendidikan, Sedangkan untuk aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, dan berpakaian, ia harus dibantu oleh orangtuanya, karena tidak dapat menggerakkan badannya.
Menurut ayah kandungnya, Herman, selama 12 tahun Toni menderita sakit, luput dari perhatian dan tak pernah tersentuh bantuan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya. Bahkan ironisnya, beberapa petugas kesehatan setempat sudah pernah mendata, dan menjajikan akan membawa Toni untuk berobat, namun hingga kini tidak ada jawaban pasti dan janji itu hanya tinggal janji, entah kapan kenyataannya, Toni bisa dibawa berobat oleh petugas kesehatan yang menjanjikan tadi.
Padahal, Herman pekerjaan sehari-harinya sebagai buruh tani, yang tinggal di rumah panggung, yang lokasinya jauh dari rumah tetangga lainnya, tidak mampu lagi membawa Toni untuk berobat.
Sebelumnya, Herman sudah berupaya membawa anaknya berobat kepada tiga dokter, namun nampaknya penderitaan Toni tidak mengalami perubahan. Dokter ahli tulang menyarankan agar Herman membawa anaknya ke RSHS Bandung, untuk menjalani operasi, namun karena keterbatasan biaya, Herman tidak bisa membawanya ke Bandung.
Menurut Herman, pihaknya berharap, ada "dewa penolong" dan mengharapkan agar anaknya bisa sembuh seperti anak tetangga seusianya.
Toni, meski kondisinya lumpuh, tapi tak membuat dirinya putus asa, hampir setiap hari ia rajin belajar, padahal selama 12 tahun menderita, ia tidak pernah mengeyam bangku sekolah.
Hingga kini kedua orang tua Toni hanya bisa pasrah dan tabah menerima keadaan. Namun demikian Herman berharap kepada pemerintah setempat atau ada dermawan, yang bisa membantu meringankan penderitaan anaknya, selebihnya ada orang yang bisa membantu untuk penyembuhan anaknya.

Tidak ada komentar