TAmrin City drof Bordir Khas Tasikmalaya
Belanja kain bordir khas Tasikmalaya tak perlu repot datang ke
Tasikmalaya. Anda bisa datang ke pusat belanja Thamrin City setiap Senin
dan Kamis. Di sana ada puluhan pedagang dari Tasikmalaya yang menjual
jilbab dan pakaian muslimah bordir dengan harga terjangkau.
Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan kota yang terkenal dengan kerajinan bordir. Mulai dari bordir jilbab, mukena, atau pakaian muslim dan muslimah. Beragamnya pilihan bordir yang cantik menarik dari Tasikmalaya itulah yang membuat banyak diburu pecinta kain bordir. Apalagi harga kain bordir dari Tasikmalaya terbilang miring namun dengan kualitas yang baik.
Namun, untuk membeli kain bordir itu, Anda tak perlu repot harus datang ke Tasikmalaya. Anda bisa berkunjung ke pusat perbelanjaan Thamrin City, di kawasan Thamrin, tak jauh dari bundaran Hotel Indonesia, jantung Ibu kota Jakarta.
Lokasinya persis ada di lantai 5 pusat belanja Thamrin City. Karena didominasi produk kain bordir van Tasikmalaya, lantai ini terkenal dengan sebutan Pasar Tasik. Di sini, setidaknya ada 50 pedagang aneka produk kain bordir.
Tini Kartini, pemilik Hasti Collection, menyebutkan bahwa Pasar Tasik itu sudah menjadi rujukan bagi pembeli kelas grosir hingga kelas eceran di Jakarta. "Kami menjamin harga lebih murah karena kami bikin sendiri," kata Tini yang sudah 20 tahun memproduksi bordir khas Tasikmalaya itu.
Aneka kain bordir bikinan Tini untuk memenuhi kebutuhan pria maupun wanita. "Tapi mayoritas produk bordir kami untuk kebutuhan baju muslimah," jelas Tini.
Soal harga, Tini menjual jilbab bordir mulai dari harga Rp 400.000 per kodi (20 potong) sampai dengan harga Rp 2 juta per kodi. "Harga satuan jilbab itu mulai Rp 20.000, juga ada yang Rp 100.000," terang Tini.
Menurut Tini, harga jual di Pasar Tasik lebih murah 20% sampai 40% dibandingkan harga dari pedagang di pusat perbelanjaan yang lain. "Pedagang di Tanah Abang juga membeli barang ke kami," jelas Tini yang memiliki bengkel produksi di rumahnya di Tasikmalaya.
Karena murah membuat Pasar Tasik ramai dikunjungi pembeli. Tak hanya dari dalam negeri, pembelinya datang dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Timur Tengah. Tak heran, di hari jualan Senin dan Kamis, Tini bisa meraup omzet Rp 200 juta per hari. "Paling sedikit saya dapat Rp 100 juta," kata Tini.
Omzet yang hampir sama juga diperoleh Nina Kadarsih, pemilik Sadayana Collection. Setiap berjualan, ia memperoleh omzet Rp 90 juta. "Pelanggan saya adalah reseller dari daerah," kata Nina.
Lantas bagaimana para pedagang di situ mengisi hari di luar Senin dan Kamis? Menurut Nina, di hari non Senin atau Kamis, para pedagang biasanya sibuk memproduksi kain bordir di Tasikmalaya. Namun, sebagian pedagang yang lain tetap berdagang kain bordir di kota-kota lain di Jawa Barat. "Saya sendiri jualan sampai Cirebon," kata. Nina.
Memang, pedagang di Pasar Tasik umumnya menetap di Tasikmalaya. Mereka berjualan di Jakarta dengan cara berangkat pukul 00.00 WIB tengah malam kemudian sampai di Jakarta pukul 04.00 WIB. Selesai berjualan pukul 15.00 WIB, mereka kembali pulang ke Tasikmalaya.
Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan kota yang terkenal dengan kerajinan bordir. Mulai dari bordir jilbab, mukena, atau pakaian muslim dan muslimah. Beragamnya pilihan bordir yang cantik menarik dari Tasikmalaya itulah yang membuat banyak diburu pecinta kain bordir. Apalagi harga kain bordir dari Tasikmalaya terbilang miring namun dengan kualitas yang baik.
Namun, untuk membeli kain bordir itu, Anda tak perlu repot harus datang ke Tasikmalaya. Anda bisa berkunjung ke pusat perbelanjaan Thamrin City, di kawasan Thamrin, tak jauh dari bundaran Hotel Indonesia, jantung Ibu kota Jakarta.
Lokasinya persis ada di lantai 5 pusat belanja Thamrin City. Karena didominasi produk kain bordir van Tasikmalaya, lantai ini terkenal dengan sebutan Pasar Tasik. Di sini, setidaknya ada 50 pedagang aneka produk kain bordir.
Tini Kartini, pemilik Hasti Collection, menyebutkan bahwa Pasar Tasik itu sudah menjadi rujukan bagi pembeli kelas grosir hingga kelas eceran di Jakarta. "Kami menjamin harga lebih murah karena kami bikin sendiri," kata Tini yang sudah 20 tahun memproduksi bordir khas Tasikmalaya itu.
Aneka kain bordir bikinan Tini untuk memenuhi kebutuhan pria maupun wanita. "Tapi mayoritas produk bordir kami untuk kebutuhan baju muslimah," jelas Tini.
Soal harga, Tini menjual jilbab bordir mulai dari harga Rp 400.000 per kodi (20 potong) sampai dengan harga Rp 2 juta per kodi. "Harga satuan jilbab itu mulai Rp 20.000, juga ada yang Rp 100.000," terang Tini.
Menurut Tini, harga jual di Pasar Tasik lebih murah 20% sampai 40% dibandingkan harga dari pedagang di pusat perbelanjaan yang lain. "Pedagang di Tanah Abang juga membeli barang ke kami," jelas Tini yang memiliki bengkel produksi di rumahnya di Tasikmalaya.
Karena murah membuat Pasar Tasik ramai dikunjungi pembeli. Tak hanya dari dalam negeri, pembelinya datang dari luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Timur Tengah. Tak heran, di hari jualan Senin dan Kamis, Tini bisa meraup omzet Rp 200 juta per hari. "Paling sedikit saya dapat Rp 100 juta," kata Tini.
Omzet yang hampir sama juga diperoleh Nina Kadarsih, pemilik Sadayana Collection. Setiap berjualan, ia memperoleh omzet Rp 90 juta. "Pelanggan saya adalah reseller dari daerah," kata Nina.
Lantas bagaimana para pedagang di situ mengisi hari di luar Senin dan Kamis? Menurut Nina, di hari non Senin atau Kamis, para pedagang biasanya sibuk memproduksi kain bordir di Tasikmalaya. Namun, sebagian pedagang yang lain tetap berdagang kain bordir di kota-kota lain di Jawa Barat. "Saya sendiri jualan sampai Cirebon," kata. Nina.
Memang, pedagang di Pasar Tasik umumnya menetap di Tasikmalaya. Mereka berjualan di Jakarta dengan cara berangkat pukul 00.00 WIB tengah malam kemudian sampai di Jakarta pukul 04.00 WIB. Selesai berjualan pukul 15.00 WIB, mereka kembali pulang ke Tasikmalaya.
Post a Comment