Rumah ‘Hantu’ dan Kandang Ayam ‘Gaib’ Bermunculan di Sekitar Pelebaran Jalan Tol Cisumdawu
Kota, Korsum
Rumah tumbuh atau yang lebih pavorit disebut rumah hantu selalu muncul hampir disetiap proyek pemerintah. Bukan saja di proyek bendungan Jatigede yang sudah usai, ternyata dibeberapa tempat yang akan kena pelebaran jalan tol pun kini bermunculan bangunan-bangunan baru.
Pantauan Korsum di beberapa desa, seperti di Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong, Desa Sirnamulya dan Margamukti Kecamatan Sumedang Utara, yang akan kena pelebaran jalan tol, ternyata banyak bermunculan bangunan-bangunan baru.
Namun berbeda dengan di proyek Jatigede, bangunan sekitar jalan tol kebanyakan berbentuk kandang ayam yang sejak dibangun beberapa bulan lalu, sampai sekarang tidak pernah dipergunakan yakni tidak terlihat ada ayamnya alias ayam Gaib. Bahkan, diduga ada kandang ayam hantu tersebut yang dibangun dilahan yang sudah dibayar.
Lebih uniknya, kandang ayam tersebut banyak dibangun dengan menggunakan baja ringan ini, diduga supaya mudah pembongkaran untuk dipindah dan hanya untuk memanfaatkan proyek pemerintah untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penggantian.
Dari informasi yang diterima Korsum, konon katanya membangun kandang ayam akan lebih menguntungkan dari pada membangun rumah hantu, karena membangun kandang ayam lebih mudah pengerjaannya dibanding rumah sedangkan hitungannya sama saja.
Kepala Desa Sukamaju, Sutisna, ketika dikonfirmasi Korsum beberapa waktu lalu mengatakan, bangunan tumbuh atau rumah hantu merupakan salah satu penghambat pada jalannya proyek jalan tol ini. Kalau saja bangunan tersebut dibayar oleh pemerintah, berarti pemerintah harus menambah anggaran lebih untuk rumah hantu.
Menurutnya, BPN telah menyerahkan masalah ini kepada kepala desa namun pihaknya menolak. “Kami bingung, karena itu tanah mereka dan belum dibayar oleh pemerintah, silahkan saja oleh BPN dan pihak tol,” kata Sutisna.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi akan hal tersebut, sekretaris Pelaksana Pengadaan Tanah Tol Cisumdawu, H. Mariman, mengatakan, bahwa mengenai permasalahan tersebut, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan Deputi Infrastruktur Sekretaris Negara, pihaknya meminta petunjuk agar jangan sampai nanti di lapangan ada kesalahan.
“Permasalahan seperti ini bukan yang pertama kalinya, seperti halnya pembebasan jalan lingkar jatigede yang sampai sekarang belum selesai, hal tersebut karena adanya bangunan tumbuh dilahan yang akan dibebaskan, untuk itu kami sudah konsultasi Deputi Infrastruktur Setneg,” tuturnya, saat dikonfirmasi Korsum, di ruang kerjanya, Jumat (10/6).
Lebih lanjut Mariman mengatakan, mengenai permasalahan munculnya rumah tumbuh tersebut, pihaknya sudah menerima juga aduan dari masayarakat Desa Mulyasari Kecamatan Sumedang utara, dimana dalam aduan masyarakat tersebut melaporkan sekitar 18 bangunan baru yang berada di tanah yang rencananya akan dibebaskan, sementara rencana pelebaran jalan tol Cisumdawu, pihaknya baru akan melakukan pengukuran dan pendataan pada hari Senin (13/6), dan rencananya akan dimulai dari desa Mekarjaya Kecamatan Sumedang Utara.
“Ya pada intinya pihak pelaksana pengadaan tanah Cisumdawu, baru akan terjun melakukan pengukuran pada hari senin minggu depan,” pungkasnya. **[Acep shandy/Asep Nandang]
Rumah tumbuh atau yang lebih pavorit disebut rumah hantu selalu muncul hampir disetiap proyek pemerintah. Bukan saja di proyek bendungan Jatigede yang sudah usai, ternyata dibeberapa tempat yang akan kena pelebaran jalan tol pun kini bermunculan bangunan-bangunan baru.
Pantauan Korsum di beberapa desa, seperti di Desa Sukamaju Kecamatan Rancakalong, Desa Sirnamulya dan Margamukti Kecamatan Sumedang Utara, yang akan kena pelebaran jalan tol, ternyata banyak bermunculan bangunan-bangunan baru.
Namun berbeda dengan di proyek Jatigede, bangunan sekitar jalan tol kebanyakan berbentuk kandang ayam yang sejak dibangun beberapa bulan lalu, sampai sekarang tidak pernah dipergunakan yakni tidak terlihat ada ayamnya alias ayam Gaib. Bahkan, diduga ada kandang ayam hantu tersebut yang dibangun dilahan yang sudah dibayar.
Lebih uniknya, kandang ayam tersebut banyak dibangun dengan menggunakan baja ringan ini, diduga supaya mudah pembongkaran untuk dipindah dan hanya untuk memanfaatkan proyek pemerintah untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penggantian.
Dari informasi yang diterima Korsum, konon katanya membangun kandang ayam akan lebih menguntungkan dari pada membangun rumah hantu, karena membangun kandang ayam lebih mudah pengerjaannya dibanding rumah sedangkan hitungannya sama saja.
Kepala Desa Sukamaju, Sutisna, ketika dikonfirmasi Korsum beberapa waktu lalu mengatakan, bangunan tumbuh atau rumah hantu merupakan salah satu penghambat pada jalannya proyek jalan tol ini. Kalau saja bangunan tersebut dibayar oleh pemerintah, berarti pemerintah harus menambah anggaran lebih untuk rumah hantu.
Menurutnya, BPN telah menyerahkan masalah ini kepada kepala desa namun pihaknya menolak. “Kami bingung, karena itu tanah mereka dan belum dibayar oleh pemerintah, silahkan saja oleh BPN dan pihak tol,” kata Sutisna.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi akan hal tersebut, sekretaris Pelaksana Pengadaan Tanah Tol Cisumdawu, H. Mariman, mengatakan, bahwa mengenai permasalahan tersebut, pihaknya sudah melakukan konsultasi dengan Deputi Infrastruktur Sekretaris Negara, pihaknya meminta petunjuk agar jangan sampai nanti di lapangan ada kesalahan.
“Permasalahan seperti ini bukan yang pertama kalinya, seperti halnya pembebasan jalan lingkar jatigede yang sampai sekarang belum selesai, hal tersebut karena adanya bangunan tumbuh dilahan yang akan dibebaskan, untuk itu kami sudah konsultasi Deputi Infrastruktur Setneg,” tuturnya, saat dikonfirmasi Korsum, di ruang kerjanya, Jumat (10/6).
Lebih lanjut Mariman mengatakan, mengenai permasalahan munculnya rumah tumbuh tersebut, pihaknya sudah menerima juga aduan dari masayarakat Desa Mulyasari Kecamatan Sumedang utara, dimana dalam aduan masyarakat tersebut melaporkan sekitar 18 bangunan baru yang berada di tanah yang rencananya akan dibebaskan, sementara rencana pelebaran jalan tol Cisumdawu, pihaknya baru akan melakukan pengukuran dan pendataan pada hari Senin (13/6), dan rencananya akan dimulai dari desa Mekarjaya Kecamatan Sumedang Utara.
“Ya pada intinya pihak pelaksana pengadaan tanah Cisumdawu, baru akan terjun melakukan pengukuran pada hari senin minggu depan,” pungkasnya. **[Acep shandy/Asep Nandang]
Post a Comment